in feeds
250x250

Wow Penemuan Mengejutkan Kijang Biru yang Halangi Mobil Ambulans Berisi Pasien Kritis! Pemiliknya Ternyata Orang Sumedang dan Tegaskan Mobilnya Tak Pernah Keluar Garasi

Referensi Pihak Ketiga


Owner kijang biru dengan no polisi Z 1404 CT mengatakan, mobilnya tidak sempat keluar dari garasi semenjak hari Rabu( 5/ 8).

Sementara itu peristiwa kijang biru halangi ambulans terjalin pada

14 Agustus 2020 semacam yang diposting account fauzi dalam facebooknya.

Warganet juga terbuat gempar dengan temuan kenyataan terkini ini.

Peristiwa ini bermula dikala mobil ambulans yang membawa penderita anak dalam keadaan kritis dihalang- halangi kijang bercorak biru di wilayah Garut.

Kesimpulannya, mobil ambulans itu tidak bisa melaju dengan kilat serta anak yang dibawanya juga telat memperoleh penindakan serta wafat dunia.

Kasatlantas Polres Garut AKP Asep Nugraha berkata, grupnya saat ini tengah melaksanakan penyelidikan baik terhadap pengunggah ataupun mobil Kijang.

" Kami lagi cek baik yang mem- posting, ataupun kendaraan yang disebutkan, ialah kendaraan Kijang no polisi( nopol) Z1404CT tersebut," jelas AKP Asep Nugraha.

Berikutnya, polisi hendak menyelidiki apakah ada faktor kesengajaan dari pengendara Kijang tersebut ataupun tidak.

Lebih lanjut, hingga kabar ini ditulis( 18/ 08), unggahan Fauzi sudah dibagikan ratusan kali oleh pengguna Facebook yang lain.

Tidak hanya itu, unggahan tersebut pula memperoleh ratusan pendapat.

Owner Merupakan ORANG SUMEDANG

Nah, bersumber pada unggahan terkini dari Fauzi, owner kijang biru itu merupakan orang Darmaraja Sumedang.

Ia merupakan H Adas yang bertempat tinggal di Cipaok, Taruna Jaya, Darma Raja, Sumedang.

Referensi Pihak Ketiga


Gambar: KIJANG BIRU Kepunyaan H. ADAS

Referensi Pihak Ketiga


Gambar: KIJANG BIRU Kepunyaan H. ADAS

Cuma saja, keluarga H Adas tidak sempat menghasilkan mobil tipe kijang kapsul itu semenjak Rabu, 5 Agustus 2020.

Perihal itu dikuatkan dengan penjelasan sebagian tetangganya.

Pihak keluarga mengatakan, semenjak dini Agustus, mereka lagi berduka cita sebab ibu dan bapaknya wafat dunia.

Sebab itu, mereka tidak berani menghasilkan mobil kepunyaan almarhum tersebut.

Berikut penuturannya:

" Terlepas perihal itu.. Keluarga Kami pula saat ini masih suasana berkabung atas meninggalnya ayahanda kami Alm... pada tgl 5 Agustus 2020... serta sejak tgl tersebut kendaraan kijang Kapsul kami belum sempat keluar garasi dan senantiasa di tutup oleh sarung mobil.. sebab kita masih berduka serta senantiasa terkenang hendak alm???????????? apabila memandang serta memegang barang2.. kepunyaan Alm.. dan suasana tersebut dikuatkan oleh saksi dari tetangga- tetangga dekat kami."

Walaupun begitu, keluarga H. Adas mengapresiasi Fauzi yang telah jadi sukarelawan.

" Kita pula seluruh wajib mengapresiasi Sdr Fauzi yg mana jadi sukarelawan utk pengawalan ambulance tersebut dgn umur yg masih muda memiliki jiwa tolong membantu serta silih menolong yg besar terhadap sesama dan ikhlas.. ada pula.. utk sukarelawan yang lain lanjutkan... sebab kita tidak ketahui bisa jadi dapat dimana saja serta kapan saja.. dari keluarga kita yg terdapat dalam ambulance tersebut,. jangan kita buli serta melemahkan hasrat baiknya.. ada pula utk kedepannya pabila menciptakan kembali suasana tersebut.. rasanya dalam memposting suatu wajib lengkap,, jelas serta terperinci.. seyogyanya.. minimun konsultasi dengan pihak berwajib... sebab pernyataan dalam artikel ke public.. saat ini telah terdapat hukum serta ketentuan perundang- undangan nya.."

Apalagi, keluarga H Adas serta Fauzi telah dipertemukan melalui sambungan telepon( video call) dengan dimediasi oleh polisi.

Dari komunikasi itu, Fauzi menebak terdapat orang yang terencana memalsukan plat no Z 1404 CT.

Perihal itu dikuatkan dengan kesaksian Fauzi yang memandang mobil kijang yang halang- halangi itu bukan kapsul, tetapi kijang kotak.

" Pembaharuan perkemabangan peristiwa bertepatan pada 14 bulan Agustus tahun 2020 jamĀ± 16. 00

Tentang ambulance Emergency darurat.

Bersumber pada penelaahan serta survey dilapangan kalau nopol plat z 1404 CT yang disangkakan bersumber pada saksi sudah mengahalangi laju ambulance, pada realitasnya merupakan kemdaraan tersebut berplat no polisi palsu.

Plat nomor polisi tersebut dipunyai oleh atas nama bapa ADAS tipe kendaraan KIJANG KAPSUL beralamat dicipaok RT 01 Tarunajaya kecamatan darmaraja kab sumedang

Sehabis kami kunjungi owner plat nomor tersebut nyatanya r4 tidak dipakai dikala peristiwa berlangsung.

Jadi sang pelakon memakai mobil kijang kotak bukan mobil kijang kapsul

Akhirnya merupakan, terdapat oknum mengenakan plat nomor yang sama yang tidak bertanggungjawab serta plat nomor jadi ganda."

Polisi dikala ini lagi memburu kijang sebab tidak hanya menghalang- halangi ambulans, pula memakai plat no palsu. 

Silahkan komentar kalian pada kolom dibawah ini, komentar yang unik dan menarik akan dibalas oleh mimin secara ekslusif

Sumber

KompasTV
Referensi Pihak Ketiga Kampung Hokse di Nepal lebih tenar diketahui bagaikan lembah ginjal. Gimana tidak, nyaris seluruh penduduk di kampung Hokse sudah menjual ginjalnya buat memperoleh banyak duit. Ya, duit hasil penjualan ginjal tersebut warnanya digunakan Masyarakat Hokse buat membangun rumah impian mereka. Masyarakat Hokse memilah buat hidup dengan satu ginjal asal impian mereka mempunyai rumah yang bagus serta megah bisa terwujud. Hingga tidak heran bila bertandang ke kampung Hokse, kamu hendak disuguhi rumah- rumah yang bagus serta megah. Dikutip TribunStyle. com dari Intisari dikenal masyarakat Hokse menjual satu ginjal mereka dengan harga 1. 300 poundsterling ataupun setara Rp 235 juta. () Penduduk Hokse yang nekat jual ginjal demi miliki banyak duit buat bangun rumah yang elegan. Masyarakat Hokse menjual ginjal mereka secara ilegal. Mereka memakai jasa calo yang memanglah kerap mendatangi kampung tersebut. Sebagian masyarakat menghabiskan hasil penjualan ginjal buat membangun rumah bak istana. Geeta, salah satu masyarakat Hokse mengaku sudah menjajaki jejak para tetangganya buat menjual ginjalnya pada seseorang calo. Geeta mengaku hasil penjualan itu sudah dia pakai buat membeli tanah seluas 12 mil di sebelah tiur Khatmandu. Para calo memanglah dengan terencana menjadikan kampung Hokse bagaikan landang dengan ginjal yang siap panen kapan saja. Lumayan dengan rayuan duit, para calo hendak bisa dengan gampang memperoleh ginjal masyarakat Hokse. Banyak trik sudah dicoba para calo demi melancarkan aksinya. Salah satunya merupakan berikan ketahui mereka kalau manusia cuma perlu satu ginjal buat bertahan hidup. Tidak hanya itu mereka pula berkata, ginjal yang telah dipanen hendak berkembang kembali, sepanjang itu mereka dapat hidup dengan satu ginjal saja. Ini merupakan trik yang digunakan para pemanen ginjal di desa Hokse buat memperoleh keuntungan dari kenaifan penduduk desa. " Sepanjang puluhan tahun, orang- orang tiba ke kampung mari serta meyakinkan kami buat menjual ginjal kami, awal mulanya aku melaporkan tidak," kata Geeta. Tetapi kepercayaan Geeta kesimpulannya goyah dikala keinginannya buat mewujudkan rumah impian untuk keluarganya lebih besar. Referensi Pihak Ketiga " Saya menginginkan rumahku sendiri, serta sebidang tanah untuh hidup bersama anak- anakku, saya betul- betul membutuhkannya," katanya. Pembedahan cuma memakan waktu satu jam, tetapi korban umumnya hendak di rumah sakit sepanjang 3 minggu. Tetapi siapa sangka, keputusan masyarakat Hokse menjual ginjal mereka malah jadi malapetaka di setelah itu hari. 5 tahun kemudian tepatnya pada 25 April 2015, suatu gempa berkekuatan 7, 8 skala richter mengguncang Nepal dengan hebat. Dampaknya nyaris seluruh rumah di kampung Hokse sirna rata dengan tanah. Rumah bak istana itu mendadak runtuh tanpa meninggalkan kemegahan sedikit juga. Semenjak itu masyarakat Hokse terpaksa wajib tinggal di tenda serta gubuk yang dibentuk di atas tanah mereka sendiri. Dilaporkan 8. 800 masyarakat tewas serta 23. 000 jiwa luka- luka. Dalam keadaan semacam itu, banyak masyarakat yang kesimpulannya hadapi kendala kesehatan. Banyak beberapa penduduk yang frustasi mulai jadi pemabuk, buat melenyapkan kesedihannya, lama- lama kesehatan mereka memburuk. Di sisi lain, banyak orang yang putus asa dengan musibah itu mereka yang belum menjual ginjalnya malah mulai menjual ginjalnya. Musibah itu mendadak membuat kondisi masyarakat Hokse sangat memperihatinkan. () Gampa bumi sudah menghancurkan sebgain besar rumah di kampung Hokse. Referensi Pihak Ketiga Hidup cuma dengan satu ginjal tampaknya tidak sanggup membuat mereka kokoh buat berjuang seperti orang sehat yang wajar. Saat ini mereka juga cuma sanggup pasrah dengan keadaan yang terdapat. Dengan keadaan kesehatan yang tidak penuh, saat ini masyarakat Hokse wajib menghabiskan waktunya buat bertahan hidup dengan suatu penyesalan. Silahkan komentar kalian pada kolom dibawah ini, komentar yang unik dan menarik akan dibalas oleh mimin secara ekslusif Sumber Tribunnews.com

Related Posts

0 Response to "Wow Penemuan Mengejutkan Kijang Biru yang Halangi Mobil Ambulans Berisi Pasien Kritis! Pemiliknya Ternyata Orang Sumedang dan Tegaskan Mobilnya Tak Pernah Keluar Garasi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel